Minggu, 28 Agustus 2011

Resensi Buku: EFESUS - John R. W. Stott


Oleh: Silvia Natalia

Banyak dari kesusahan rohani kita timbul karena kita lupa bahwa kita adalah warga dari dua kerajaan 
Kita cenderung mengejar Kristus dengan cara mengasingkan diri dari dunia. Atau sebaliknya, kita menyibukkan diri dalam dunia ini dan lupa bahwa kita ebrada juga “dalam Kristus”

Dalam surat Efesus Paulus menjelaskan tentang keselamatan manusia dari kuasa dosa, dan mengungkapkan tujuan Allah yang kekal, yaitu menciptakan masyarakat baru di dalam dan melalui Yesus Kristus. Masyarakat baru ini diwujudkan bukan dengan merombak struktur sosial ekonomi secara eksploitatif, melainkan dengan memulihkan hubungan antara manusia dan Tuhan melalui penebusan Yesus Kristus.

Itulah sebabnya orang Kristen harus menjadi pelopor dalam pembaruan hubungan seperti itu baik dalam hubungan antar kelompok, dalam keluarga, antara orangtua-anak, suami-istri, antara buruh dan majikan, maupun hubungan lainnya.

Namun seringkali ketika membaca surat Efesus ini, kita tidak mampu memahaminya secara mendalam. Sehingga maksud yang Paulus sampaikan tidak kita terima dengan benar ataupun secara menyeluruh. Dalam buku ini, penulis (John Stott) benar-benar menjelaskan secara detail dan  mendalam.

Misalnya, ketika penulis menjelaskan ayat 1-2  pada pasal pertama :

Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu

Penulis membukakan secara mendetail dan mendalam, lalu menyimpulkannya seperti ini :
Lukisan Paulus tentang pembacanya menyeluruh. Mereka “sebab mereka milik Allah; mereka “orang percayasebab mereka percaya kepada Kristus; mereka mempunyai dua “rumah” sebab mereka sekaligus berada “dalam Kristus” dan “dalam kota Efesus”. Lukisan itu dapat diterapkan kepada semua orang Kristen dari setiap zaman. Kita adalah orang kudus yang percaya,  yang tinggal sekaligus dalam Kristus dan dalam dunia sekuler ini – katakanlah di surga dan di bumi. Banyak dari kesusahan rohani kita timbul karena kita lupa bahwa kita adalah warga dari dua kerajaan. Kita cenderung mengejar Kristus dengan cara mengasingkan diri dari dunia. Atau sebaliknya, kita menyibukkan diri dalam dunia ini dan lupa bahwa kita berada juga “dalam Kristus”

Bagaimana? Teman-teman masih penasaran dengan pembahasan ayat-ayat selanjutnya yang sungguh menarik untuk dipahami? Ayo pinjam bukunya ! (Masih banyak juga tafsiran alkitab dari John Stott di perpus PO binus ^^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar