Senin, 29 November 2010

KKR Natal PO Binus 2010 - “Knock-Knock, Who’s There?”

 
Setiap manusia memiliki sebuah pintu di hati mereka. Kerapkali pintu tersebut justru didapati terkunci. Individualisme menyebabkan pemiliknya menghindari segala bentuk kontak dengan orang lain atau mungkin telah menebalkan telinga untuk mendengar ketukan di balik pintu tersebut. Tidak ada tempat bagi kehadiran orang lain. Tidak ada tempat bagi Juruselamat. Tidak heran jika pintu itu semakin berkarat dan manusia kehilangan kasih bagi Tuhan maupun bagi sesama. Saat ini, ketika kamu mendengar ketukan memanggil disana, akankah ada satu lagi pintu yang terbuka penuh kasih menyambut Tuhan dan rela membagi kehangatan dengan sesama?

“Knock-Knock, Who’s There?”
KKR Natal PO Binus
Pembicara: Pdt. Erick Sudharma
Sabtu, 18 Desember 2010
16.30-19.00 WIB
Auditorium Lt.4 Binus Anggrek

CP: Michael - 08979138188
Rosi - 085262170357
Everyone is welcome!

www.pobinus.org
Facebook Group Natal PO Binus 2010

Kamis, 25 November 2010

The Making of "Knock-Knock Who's There?" Poster



Akhirnya, setelah sekian lama berkutat dengan konsep, pemotretan model untuk media publikasi Natal pun selesai sudah. Loteng atas Sekretariat PO tercinta pun disulap jadi studio mini dadakan dengan berbekalkan spanduk bekas dan lampu sorot nemu. Here's some snapshot of them! =)


KKR Natal PO Binus 2010
"Knock-Knock, Who's There?"
Sabtu, 18 Desember 2010
Auditorium Lt 4 Anggrek
Binus Anggrek
Pembicara: Kak Erick Sudharma

Mari dukung, doakan dan datang, yaah!

Sabtu, 30 Oktober 2010

Natal Po Binus 2010

Join Group Natal PO Binus 2010 dan update perkembangannya disini: 

http://on.fb.me/aagLEO

Dukung dan doakan yah! Sabtu, 18 Desember 2010 =)

Selasa, 28 September 2010

Welcoming Song PO Binus



C = do

C G F C
Kami sambut dengan riang
Dm C G
Teman-teman semua (Teman di PO Binus)
C G F C
Bersyukur karna kasihNya
Dm Em F G C
Tuhan satukan kita

Reff:
F G Em Am
Mari bertumbuh kawan
Dm G C Dm Em
Melayani Kristus Raja
F G Em Am
Jadi saksi bagiNya
Dm D G
Muliakan Dia

C G F C
Bersyukur karna kasihNya
Dm Em F G C
Tuhan satukan kita


Victoria Helmi, Ida Ratna, Heri Kurniawan

PO Binus
2010

Sabtu, 25 September 2010

Quiz Talenta#02


Buktikan kalo kamu suka baca Alkitab!
Ikuti Quiz Talenta#02 dan tentukan “Benar ” atau “Salah” 20 pernyataan mengenai Alkitab di bawah ini dan kirim jawaban kamu ke email pobinus: pobinus@yahoo.com dengan Subject : “ Talenta Quiz #02” sebelum 30 September 2010. Sertakan nama kamu, nim, jurusan/angkatan & no HP yang bisa dihubungi. 2 pemenang* yang mengirimkan jawaban benar dan tercepat masing-masing dapet 1 special gift!

Download Majalah Talenta#02: Interdenominasi disini:

Talenta#02: Interdenominasi

*Quiz ini hanya untuk jemaat PO Binus aktif non pengurus & non alumnus!

Pengurus PO Binus 2010-2011


Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi. - Kisah Para Rasul 13 : 47

Senin, 20 September 2010

Sekedar guratan untuk teman-teman pengurus baru PO Binus.

Pernahkah kamu salah menanggapi ketika di panggil orang? orang yang memanggil kamu ternyata si X tapi kamu kira yang memanggil adalah si Y. Mungkinkah bisa terjadi seperti itu?

Ada 2 kemungkinan hal ini bisa terjadi. Pertama, suara si X dan si Y sama sehingga kamu salah menginpretasikan. Kedua, kamu belum mengenal suara si X sehingga ketika si X memanggil, kamu kira si Y yang memanggil.

Contoh mari kita liat cerita tentang Samuel muda. Ketika ia menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan imam besar Eli di bait Allah, pada saat itu dia masih muda. Jaman dimana firman Tuhan jarang terdengar langsung (1 samuel 3:1).

Cerita beralih ketika Tuhan Allah memanggil Samuel. Ketika Samuel sedang tidur Tuhan Allah memanggilnya tapi ia mengira kalau Eli yang memanggilnya. Hal ini terjadi sampai 3 kali, ia selalu mengira itu suara dari Eli tapi Eli pun tahu kalau Tuhan Allah sebenarnya yang memanggil Eli, lalu Eli pun menyuruh Samuel untuk menjawab kepada Tuhan.

Apa yang membuat Samuel tidak mengetahui suara Tuhan? dikatakan pada 1 samuel 3:7 bahwa Samuel belum mengenal Tuhan dan firman Tuhan belum dinyatakan kepadanya.

Bagaimana dengan kalian teman-teman? aku percaya firman Tuhan sudah dinyatakan kepada kalian dan aku percaya panggilan kalian untuk melayani adalah suatu pembuktian bahwa kalian mengenal Tuhan Allah kita.
Kalian sama dengan Samuel ketika itu yaitu masih muda. Masa dimana ketika energi dan kreativitas dianugrahkan kepada kalian, maka pakailah masa mudamu bagi kemuliaanNya.
Jika Samuel di berikan tanggungjawab menjadi berkat dan pemimpin bagi bangsa israel, Kalian jadilah berkat bagi kampus Binus sehingga orang-orang sepertiku yang begitu menikmati pelayanan di kampus semakin bertambah dan menjadi berkat bagi bangsa ini.

Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.
1 Samuel 3:21

Tidak perlu seperti samuel yang sampai dikenal seluruh israel tapi yang aku ingin tekankan disini adalah kalian sama seperti Samuel yaitu TELAH DIPERCAYAKAN jabatan sebagai pelayan Tuhan (apapun jabatan yang kalian pegang) oleh Tuhan sendiri.

Teman-teman dimasaku ketika aku jadi aktivis maupun pengurus PO Binus aku sempat melihat 2 orang temanku yang mengundurkan diri sebelum masa komitmen mereka berakhir. Please tolong jangan hal ini terjadi sama kalian. Aku yakin kalian sudah cukup dewasa ketika bergumul segala konsekunsi yang kalian ambil mengenai kuliah, pelayanan, keluarga, dll. So, jagalah hati dan komitmen kalian. Jika Samuel ditugaskan sendiri. kalian memiliki teman-teman pengurus yang lain, so saling membangun lah kalian semua.

Akhir kata maaf tidak bisa ikut menghadiri pelantikan kepengurusan kalian tadi dikarenakan agak sedikit kurang sehat..hehe..tapi doa dan hatiku ada bersama kalian. :)

Selamat Melayani Teman-Teman.

Soli Deo Gloria.

PO Binus untuk Indonesia yang lebih baik. :)

http://mrvantagepoint.blogspot.com/

Kamis, 02 September 2010

Catatan Harian Seorang Alumni

Jakarta, 13 Agustus 2010

Hari ini kembali aku melangkahkan kaki menuju kampus tercintaku. . . Bukan lagi dalam posisi sebagai mahasiswa tetapi sekarang sebagai pembicara di Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).  Betapa cepatnya waktu berlalu, sudah 13 tahun sejak pertama kali aku menjadi mahasiswa di tempat ini.  Ada banyak hal yang aku dapatkan dari tempat ini, walaupun dulu sebenarnya aku terpaksa masuk ke kampus ini karena ortu gak kasih ijin aku kuliah di tempat pilihanku.  Tetapi tanpa kusadari, itu adalah bagian dari rencana Tuhan dalam hidupku.  Guys, memang tidak ada satu peristiwa pun yang terjadi dalam hidup kita yang berada di luar rencana Tuhan.  Bener-bener mengamini apa yang rasul Paulus tuliskan, “Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. . .” (Roma 8:28).

Aku masih ingat waktu mengikuti Pekan Orientasi Mahasiswa (POM) dulu.  2 minggu harus pakai baju putih hitam, ikut orientasi kampus, dan ada kuliah intensif juga bo.  Belum lagi ospek kecil-kecilan dari senat. . . . musti minta tanda tangan senior dan tugas-tugas aneh ga jelas yang musti dibuat. . . . haisssss repotnya jadi mahasiswa zaman dulu. . . enaknya jadi mahasiswa sekarang. . . hahahaha.  Tapi jujur semua itu berkesan banget.  Buktinya sampe 13 tahun berlalu, semua masih bisa kuingat dengan jelas, sekalian pembuktian juga neh kalo ingatanku masih baik buanget hehehe. . .

Waktu POM itulah, aku mulai berkenalan dengan berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM), yang tentunya belum sebanyak sekarang ini, dan juga himpunan mahasiswa jurusan (HMJ). Promosi dari berbagai UKM dan HMJ itu adalah kalau ikut kegiatan mereka, pasti akan mendapatkan pengalaman, skill dan wawasan yang tentunya bakal jadi nilai lebih waktu ngelamar kerja nanti kalo dah lulus kuliah.  Apalagi—kata mereka—persaingan kan sekarang makin ketat, nah kalo ga punya nilai lebih dari yang lain, kan jadi susah buat bersaing.  Sebagai mahasiswa baru, aku ingat sekali, aku sangat tertarik dengan promosi mereka.  Begitu pendaftaran di buka, aku dan teman-temanku berbondong-bondong antri demi bisa ikut UKM tersebut, sampai-sampai ada yang rela ngantri dari subuh supaya bisa jadi anggota salah satu UKM itu (wuih buset deh perjuangannya).  Dibela-belain deh demi masa depan yang cerah.

Kalo dipikir-pikir lagi, di satu sisi ada benernya.  Mahasiswa punya tanggung jawab untuk memperlengkapi diri dengan maksimal supaya bisa bersaing di zaman globalisasi ini.  Tapi di sisi lain, apa bener kalo udah ikut kegiatan ini dan itu, memperlengkapi diri di sana dan sini, pasti akan dapat jaminan masa depan yang cerah???  Buktinya aku pernah ketemu cukup banyak orang yang sewaktu jadi mahasiswa aktif memperlengkapi diri, ikut kegiatan di sana dan sini, punya nilai IP yang tinggi, pokoknya sangat membanggakan deh, tapi toh akhirnya waktu jadi alumni biasa-biasa aja tuh.  Malah ada dari antara mereka yang cuma jadi supir angkot.  Lebih ironis lagi, ada yang keburu meninggal sebelum bisa menikmati hasil dari “jerih payah” sewaktu jadi mahasiswa (Waduh. . . gawat donk. . .).

Waktu ngerenungin itu, aku jadi berpikir, “kasihan sekali mahasiswa-mahasiswa yang orientasi hidupnya semata-mata cuma untuk mendapatkan masa depan yang cerah.”  Mereka berpikir dengan usaha mereka, masa depan yang mereka harapkan pasti akan mereka dapatkan.  Mereka lupa satu hal, yaitu bahwa kendali atas hidup manusia tuh bukan berada di tangan manusia tetapi berada di tangan Tuhan, Sang Pencipta.  Manusia emang punya tanggung jawab untuk mengisi hidupnya dengan baik dan bertanggung jawab.  Tetapi sebenernya yang lebih perlu dipikirin adalah apakah hidup yang kita jalani ini sudah selaras dengan yang dirancangkan Sang Pencipta.  Aku yakin jika hidup kita selaras dengan yang Sang Pencipta rancangkan, masa depan yang cerah pasti menjadi milik kita.  Apalagi Tuhan Yesus sendiri sudah menjamin hal itu.  Ia berkata, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu (makanan, minuman, pakaian) akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).

Aku bersyukur sewaktu mahasiswa, aku boleh mengenal dan kemudian terlibat dalam wadah persekutuan mahasiswa.  Pertama kali tahu persekutuan mahasiswa, ya waktu POM.  Hukumnya wajib jadi ga bisa kabur kemana-mana.  Masih bisa ku ingat dengan jelas, ramainya bubaran kelas dan sibuknya masing-masing orang mencari ruangan tempat ibadah mereka.  Di tengah hiruk pikuk itu, akhirnya aku memilih satu kelas tempat persekutuan Kristen diadakan.  Agak takut juga waktu itu, karena dari gereja diwanti-wanti, “hati-hati ya banyak ajaran sesat di kampus.”  Sepanjang persekutuan, dengan hati was-was, aku terus mengamati dengan sangat teliti dan saksama, “ada yang sesat ga yah???” (udah kayak detektif aja waktu itu hehehe).

Bersyukur aku tidak “termakan” oleh nasihat yang tidak sepenuhnya benar itu hehehe (kalo ga, rugi banget dah ga nikmatin persekutuan kampus).  O iya, satu hal lagi yang juga sangat berkesan dengan persekutuan waktu POM dulu: Aku sangat terkesan dengan usher yang menyambutku di pintu masuk kelas.  Bahkan sampe sekarang (note: udah 13 tahun lewat) aku masih bisa inget mukanya, senyumnya, dan namanya (note lagi: aku tuh paling susah inget n hafal nama orang).  Apa yang membuatku terkesan bukan karena dia ganteng or cantik, tapi karena dia sangat ramah dan tulus waktu menyambutku.  Sorot matanya memperlihatkan bahwa sambutannya berasal dari hatinya, bukan karena kewajibannya sebagai usher.  Sebagai mahasiswa baru, sambutannya bener-bener membuatku merasa di-welcome banget.  Mengingat lagi hal ini membuatku makin menyadari bahwa tidak ada pelayanan yang terlalu kecil yang dapat disepelekan.  Sekilas memang pelayanan sebagai usher adalah pelayanan yang sepele, tidak perlu terlalu banyak persiapan (seperti MC, misalnya), dan sepertinya tidak ada usher pun tidak ada masalah. Tapi ini adalah konsep yang keliru.  Dari pengalamanku disambut itu, aku melihat bahwa pelayanan usher adalah pelayanan yang penting.  Usher menyambut orang untuk masuk mengikuti persekutuan.  Tanpa disadari sebenarnya usher mempersiapkan orang untuk mengikuti dan menikmati ibadah.  Jadi guys. . . apapun pelayanan yang dipercayakan kepada kita, besar ataupun kecil, mari kita persiapkan diri dengan baik.

Di persekutuan kampus, aku belajar banyak hal.  Walaupun aku kenal Tuhan di gereja dan sudah aktif melayani di gereja, tapi baru memahami apa artinya bertumbuh menjadi seorang Kristen di kampus.  Menjadi Kristen bukan sekadar label tapi menghidupinya, All out for Jesus.  Aku mengerti apa artinya hidup bagi Yesus yang bukan hanya sekadar slogan di mulut tetapi bagaimana berjuang mengesampingkan kehendak dan hasrat diri sendiri demi mengikuti kehendak Tuhan.  Aku belajar mencintai Alkitab, firman Tuhan yang tertulis itu: membaca dan menggalinya, juga di kampus.  Aku belajar melayani juga di kampus: melayani Tuhan bukan cuma kalau sempat atau ada waktu tetapi melayani sebagai gaya hidup; melayani bukan asal melayani tetapi dengan persiapan yang baik.  Aku belajar PI juga di kampus.  Masih banyak hal lain yang aku dapatkan ketika terlibat di persekutuan mahasiswa.  Kalo dituliskan satu-satu bisa jadi novel hehehe. . . .

Tahun ke-2 jadi mahasiswa, aku ditawarin untuk jadi pengurus di persekutuan mahasiswa kampusku.  Sempet kaget, karena ga nyangka sama sekali.  Ditambah lagi, kadang masih suka bolos hadir apalagi kalo pas diajak jalan-jalan ke mall sama temen.  Makin menghayati kalo bisa dapat kesempatan melayani, itu adalah anugerah.  3 tahun aku melayani sebagai pengurus.  Dan selama itu pula, aku belajar berorganisasi.  (So guys, belajar berorganisasi bukan cuma ada di UKM-UKM non kerohanian aja).  Selama jadi pengurus, aku belajar apa artinya bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda gereja, beda budaya dan latar belakang.  Aku belajar apa artinya visi dan memperjuangkan visi.  Aku belajar menyelesaikan konflik.  Aku belajar berhadapan dengan orang-orang yang sulit.  Aku belajar mengungkapkan pendapatku.  Aku belajar menyusun program dan merealisasikannya serta mempertanggungjawabkannya.  Dan masih ada banyak hal lagi yang aku pelajari selama aku jadi pengurus di persekutuan mahasiswa.

Kalo flash back kayak gini, sering kali jadi terharu.  Masuk kampus ini karena terpaksa ga bisa ngelawan keinginan ortu, tapi ternyata di balik itu semua ada berkat Tuhan yang luar biasa indah.  Bener-bener blessing in disguise deh.  Jadi pengen nyanyi, “How great Thou art. . . how great Thou art. . . .”

Selain terharu, hati jadi sedih juga kalo ngeliat mahasiswa sekarang sedikit banget yang mau ikut persekutuan mahasiswa.  Alasannya banyak ada yang bilang, “udah aktif di gereja so ga usahlah ke kampus lagi.”  Ada lagi yang bilang ga mau ikut dengan alasan, “ah nanti mengganggu studi.  Sekarang kan era globalisasi, jadi harus cepet lulus, biar cepet dapat kerja.  Nah supaya cepet dapat kerja juga harus punya nilai lebih dari yang lain.  Jadi 3 tahun kuliah juga musti diisi dengan ilmu-ilmu lainnya.  Urusan kerohanian mah nanti-nanti aja deh.”

Sebagai alumni yang pernah menikmati pelayanan mahasiswa, aku sangat menyayangkan pemikiran-pemikiran seperti itu.  Sayang banget!  Kenapa?  Karena:
(1)  Melalui persekutuan mahasiswa ada banyak hal yang dapat dipelajari.  Emang sih bisa dapat “makan” di gereja tapi gereja kan sangat luas pelayananya, sedikit banget gereja yang bener-bener fokus melayani jemaatnya yang berstatus mahasiswa.  Biasanya pukul rata aja di remaja or di pemuda, padahal pergumulan mahasiswa tuh beda banget.  Nah di persekutuan mahasiswa tuh, karena status jemaatnya homogen, jadi materi yang diberikan pas banget dengan pergumulan dan situasi yang dihadapi mahasiswa sehari-hari.  Bukan berarti ga usah ke gereja lagi atau gereja pelayanannya ga bagus, bukan itu maksudku.  Penekananku cuma satu: selama jadi mahasiswa, jangan merasa puas cuma di gereja; buka hati n pikiran untuk mendapatkan wawasan baru (tentunya harus yang sehat yah, jangan yang sesat).  Nanti kalo dah jadi alumni, kembali lah ke gereja asal sepenuh diri dan hati, dengan bekal yang udah di dapat dari persekutuan mahasiswa, membangun gereja asal, jangan kabur ke tempat lain or cuma jadi penonton di gereja asal.

(2) Iman dan ilmu harus bertumbuh beriringan.  Jadi kalo mahasiswa Kristen cuma cari ilmu di kampus tapi mengabaikan kerohanian, itu namanya sudah ga sinkron.  Kalo masih mahasiswa aja udah ga peduli sama kerohanian, jangan harap deh nti waktu jadi alumni bisa lebih peduli sama kerohanian.

(3) Cepet atau tidak dapat kerja, bukan semata-mata bergantung pada usaha manusia.  Kita memang punya tanggung jawab untuk memperlengkapi diri dengan beragam wawasan ilmu, tetapi bukan kita yang menentukan keberhasilan atau kesuksesan hidup ini.  Aku jadi ingat firman Tuhan berkata, “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.  Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah, sebab ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur” (Mazmur 1271-2).  Intinya adalah percuma bersusah payah jika tidak diperkenan Tuhan.

(4) Persaingan memang tidak dapat dihindari.  Kita juga punya tanggung jawab untuk mengisi diri dengan berbagai wawasan ilmu tetapi jangan lupakan hidup kerohanian kita.  Karena itu kunci yang harus selalu diperhatikan oleh seorang mahasiswa Kristen adalah manajemen hidup (termasuk di dalamnya pembagian waktu) yang baik.  Jadi solusinya bukan mengabaikan kehidupan rohani demi fokus masa depan.

Aku benar-benar merindukan setiap mahasiswa Kristen menyadari hal ini.  Tidak perlu takut menghadapi masa depan dengan persaingan dan pergumulan yang mungkin makin sulit.  Tetapi dengan yakin berpegang selama hidup mengerjakan apa yang Tuhan inginkan: menjalin relasi dengan-Nya dan hidup seturut kehendak-Nya, Tuhan pasti menyertai dan memberikan apa yang dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.  So mahasiswa Kristen: timbalah ilmu setinggi-tingginya dan sejalan dengan itu mari juga bangun hidup kerohanian yang makin bertumbuh dewasa di dalam Kristus.

Oks. . . rasanya sudah cukup goresan pena isi hatiku untuk hari ini. . . waktunya istirahat………. (SW)

Kamis, 05 Agustus 2010

Download PO Binus Free-Magazine: Talenta#02 - Interdenominasi


Redaksi bersyukur dan berterima kasih atas sambutan positif, support, doa dan dukungan banyak pihak untuk terbitnya majalah Talenta#02. Banyak sekali artikel dan karya yang khusus disubmit oleh para kontributor untuk tema “Interdenominasi” kali ini. Mulai dari mahasiswa aktif bahkan special submission dari alumnus-alumnus tercinta yang dahulu juga Tuhan izinkan melayani di majalah ini sewaktu masih berbentuk cetak. =)
    Dari satu generasi ke generasi berikutnya, penyertaan Tuhan begitu luar biasa. Demikian pula penyertaanNya pada PO Binus, persekutuan mahasiswa yang bersifat interdenominasi. Khususnya dalam rangka menyambut dan mengenalkan kepada Binusian yang baru saja bergabung di kampus kita tercinta, isu ini masih saja hangat untuk diperbincangkan. Interdenominasi dalam persekutuan mahasiswa kita ini (sayangnya) seringkali dianggap sebagai sebagai sarana ‘rebut-rebutan’ jemaat gereja atau -yang lebih miris lagi- independensi rebelitas mahasiswa belaka. Benarkah demikian atau itu semua cuma penilaian tak berdasar semata?
    Simak ulasan mengenai Interdenominasi di PO Binus dan kaitannya dengan gereja dan kehidupan perkuliahan mahasiswa di rubrik Trending Topic kali ini. Baca juga Truth Finder yang mengupas PA dan Latar belakang kota Korintus yang dilayani oleh Paulus; kenal lebih dekat sosok Pak Elidjen di segmen Talented; renungan singkat dan cerita unik tentang kerjasama dalam ThinkThank dan Tale. Feature seru lainnya disajikan dalam Telecine, Tracklist, Tanya Jawab, dan masih banyak lagi. Jangan lupa kirim kuis kalian di Tebak edisi ini dan menangkan hadiah spesial dari Talenta!
    Sebuah kebijaksanaan Bali berkata: “Hiduplah seperti pohon yang kokoh, memiliki akar tertancap kuat pun dalam namun bertumbuh subur di setiap cabang, kembang dan buahnya”. Interdenominasi dalam PO Binus menghargai indahnya setiap lekuk cabang dan ranting dalam keberagaman yang luar biasa kaya dalam tubuh Kristus. Namun dalam mengakar, PO Binus tidak akan menancapkan pertumbuhan selain berdasarkan pada pengajaran sehat Alkitab, Firman Allah.
    Well, Selebihnya, interdenominasi dalam majalah ini tak lebih dari sekedar suplemen kognitif belaka, jika tidak dinikmati secara langsung dalam setiap persekutuan dan kebersamaan dalam Kristus lewat PO Binus. Jadi, nikmatilah selama masa perkuliahanmu di Binus University ini. Selamat membaca! Selamat bersekutu!

Download Talenta#02 - Interdenominasi:
http://www.mediafire.com/?dgszjjvduf1zdcc
mirror:

http://www.mediafire.com/?xcc5tccu56xoyt6
mirror:
http://www.indowebster.com/_Talenta02_Interdenominasi.html

Rabu, 28 Juli 2010

Talenta#02 Open Submission: Interdenominasi



Perbedaan selaloe ada di tiap2 kehidoepan bersama. Tapi perbedaan tidak selaloe ada hanja oentoek diperiboetkan. Madjalah Talenta nomor 2 akan hadir membahas persatoean-walaoepoen-ada-perbedaan jang dinamakan “interdenominasi”.  Mari nantikan terbitnja Talenta#02 di PMB PO Binus 2010!

Talenta #01 Reborn



Dari artinya, prolog didefinisikan sebagai pendahuluan, pembukaan atau pengantar yang dibawakan sebelum suatu acara atau pagelaran. Serangkaian kata-kata untuk membukakan persepsi, menyatukan pandangan atau mungkin sebuah introduksi. Kalimat yang bagi sebagian orang harus dapat mengimpresikan kesan pertama yang meyakinkan agar audiens tertarik untuk duduk menikmati acara sampai selesai. Kalau dihubungkan dengan kehidupan rohani, kita pun kadang sering tanpa sadar mengucapkan “prolog” singkat kepada Tuhan akan apa yang hendak kita lakukan di awal suatu masa, tahun, atau periode. Lazimnya dikenal dengan komitmen. Tertarikkah Tuhan dengan segala macam komitmen dan kata-kata yang acapkali kita ikrarkan dalam masa tahun baru atau seusai “lahir baru” lewat KKR Natal kemarin?

Tema yang diangkat Talenta edisi ini adalah Reborn (Dilahirkan Kembali). Proses penyusunan ulang konsep dan materi artikel untuk Majalah PO Binus ini cukup menggairahkan. Teman-teman team Publikasi Dokumentasi PO Binus periode 2009-2010 berantusias untuk melahirkan kembali media komunikasi berbentuk majalah dengan format digital. Tujuannya selain penghematan biaya cetak dan distribusi, tentunya diharapkan sebagai media yang powerful, praktis dan gratis untuk disebarluaskan, apalagi sebagai civitas akademis Binus University. Content dan artwork yang ditampilkan sebisa mungkin sesuai dengan konteks pemberitaan Firman Tuhan. Technically seluruhnya dibuat, disusun serta dirancang oleh dan untuk mahasiswa dengan gaya mahasiswa. Yah, tidak bisa dipungkiri masih banyak kekurangan disana-sini. Namun inilah yang terbaik yang redaksi dan segenap kontributor coba sajikan untuk memberkati pembaca dan memuliakan Allah. Segenap komentar dan tanggapan kepada redaksi, akan diterima dengan senang hati.

Tak lupa dinaikkan puji dan syukur tak terkira untuk Tuhan Yesus buat anugrah dan hikmat dariNya., juga rasa terima kasih untuk seluruh dukungan, support dan kerjasama dari seluruh team Talenta, kontributor, pengurus 2009-2010, jemaat PO Binus yang terkasih dan juga para alumnus, “sesepuh” founder majalah Talenta ini. Kiranya masa awal tahun ini merupakan suatu stepping stone untuk kita semua lahir kembali, menjalani tiap hari dengan hidup baru yang menyenangkan Allah. Sebuah awal yang baru pula untuk pelayanan majalah Talenta ini. Semoga!


Download Talenta#01 - Reborn:

http://www.mediafire.com/?n3zngmdik2u
http://www.indowebster.com/Talenta01Reborn.html